Jama'ah Virtual Masjid Sunan Kalijaga

Rabu, 16 Februari 2011

Lomba Penulisan Teks Khutbah Jum'at dalam Empat kategori Bahasa

Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga, menyelenggarakan Lomba Menulis Naskah Khutbah Jum'at dalam empat kategori bahasa bagi mahasiswa se-DIY

Ketentuan Lomba Menulis Naskah Khutbah
1. Tulisan disusun berdasarkan fiqhul khutbah;
2. Khutbah bersifat tematik sesuai dengan tema dan peristiwa historis dan actual.
3. Panjang tulisan minimal 5 halaman dan maksimal 7 halaman spasi 1,5 pada kertas A4;
4. Penilaian dilakukan berdasarkan:
     (a) kesesuaian tulisan dengan judul ,
     (b) alur tulisan dan gaya bahasa,
     (c) tata bahasa tulisan, dan
     (d) pesan moral/inti dari tulisan
6. Tulisan merupakan hasil karya peserta lomba, bukan karya orang lain yang belum pernah untuk acara lain atau belum dipublikasikan.
7. Dewan juri berhak bertanya atau meminta calon pemenang lomba untuk menyampaikan pokok-pokok isi tulisannya, jika diperlukan;
8. Peserta boleh mengirim maksimal Empat buah naskah (satu Naskah untuk satu kategori)
9. Tulisan diserahkan paling lambat pada tanggal 1 Maret 2010 di Kantor pengelola masjid sunan kalijaga; atau ke email : maskam_uinjogja@yahoo.com
10. Nama-nama peserta akan dipublikasikan di http://laboratoriumagama.blogspot.com
11. Pengumuman pemenang: Sabtu, 5 maret 2011(Dalam Acara Tabligh Akbar maulid Nabi)

Hadiah Lomba
Untuk masing-masing kategori
Juara I : uang Rp 350.000,- Piala, dan piagam
Juara II : uang Rp 250.000,-
Piala, dan piagam
Juara III : uang Rp 150.000,-
Piala, dan piagam

Juara Umum Empat kategori : Tropi Rektor UIN Sunan Kaijaga

Info dan Pendafataran :
Kantor pengelola Lab. Agama Masjid Sunan Kalijaga
UIN SUnan Kalijaga Yoguyakarta
Jalan Laksda Adisucipto, 55281.
CP: 085648 783 005 - Dwi Mulyani

Selasa, 08 Februari 2011

Kegiatan maulid Nabi di Masjid Sunan Kalijaga



Rencana Agenda Maulid Nabi Muhammad Saw

1. Diskusi Publik

Tema : “Membedah Pemikiran Sunan Kalijaga dan relevansinya Terhadap Lab. Agama Masjid Sunan Kalijaga”
Pembicara 
Prof. Dr. HM Amin Abdullah (Konseptor Lab. Agama)
Dr. Damamie zein, MAg. (Pakar Mistik Jawa)
Prof. Dr. Maharsi. (pakar Sejarah jawa)

Moderator               : Dr. Fahruddin Faiz
Pelaksanaan           : Selasa, 28 Feb 2011

Pukul                       : 08.00 WIB- selesai
Tempat                    : Convention Hall UIN Sunan Kalijaga
Target peserta       : 300 orang


2. Lomba Penulisan Teks Khutbah Dalam Bahasa Arab Dan Inggris

Tema : “Implementasi Dakwah Kultural Sunan Kalijaga”
Pelaksanaan : 7 Februari – 1 Maret 2011
Pengumunan : 5 Maret 2011

Pemenang dibagi 4 kategori

Bahasa Inggris : Juara I, II, dan III
Bahasa Arab : Juara I, II, dan III
Bahasa Indonesia : Juara I, II, dan III
Bahasa Jawa : Juara I, II, dan III

3. Tabligh Akbar Maulid Nabi

Tema : “Membumikan Ajaran Nabi Muhammad Saw”

Pembicara : Zawawi Imron (Budayawan)
Dr. H. Waryono Abdul ghafur, MA.

Pelaksanaan       : Selasa, 5 Maret 2011
Pukul                  : 19.00 – selesai
Tempat               : Lab. Agama Masjid Sunan Kalijaga
Target peserta   : 300 jama’ah
Pengisi acara     : Group Sholawat Al-Mizan
Sanggar Nuun
Dimeriahkan dengan acara Bazaar buku dan pernak-pernik masjid.

Senin, 07 Februari 2011

Ketenangan jiwa dan Penyerahan Diri

Suatu ketika si ibu melakukan perjalanan dengan menumpang perahu layar dari  daratan tempat kediamannya menyeberangi lautan menuju suatu daerah dimana  anaknya sedang menuntut ilmu. Ditengah perjalanan, perahu tiba-tiba datang  badai dan ombak yang sangat ganas menghempaskan perahu, sehingga perahu  layar tersebut berjalan tak tentu arah terbawa ombak. Melihat kejadian  tersebut, semua penumpang kecuali ibu ini, berteriak-teriak histeris karena  ketakutan, ada yang mencari pelampung, ada yang saling berpelukan dengan  anggota keluarga dan teman seperjalanan dan ada juga yang sudah meloncat ke  air untuk berusaha berenang mencari pantai dilautan yang tidak kelihatan  tepiannya. Sang nakhoda tetap berusaha mengendalikan perahu layar tersebut  semampunya dengan harapan jangan sampai perahu itu terbalik dan tenggelam.

Dalam keadaan yang sudah kacau balau tersebut, si ibu tetap duduk dengan  tenang sambil sesekali menengadahkan wajah dan tangannya ke atas dengan  bibir komat-kamit. Seorang awak kapal ternyata memperhatikan si ibu tua itu  dan kemudian ia mendekati seraya berkata :" Ibu... apa yang sedang engkau  lakukan, mengapa ibu diam saja dan tidak berusaha untuk menyelamatkan diri  .."? Lalu sang ibu memndang awak kapal itu dengan senyum yang sangat ikhlas  dan tenang, lalu dia berkata :" apakah yang dapat aku lakukan disaat  seperti ini.."? Awak kapal menjawab :" pergilah cari pelampung atau  masuklah ke sekoci bersama dengan penumpang yang lain" Si ibu kembali  bertanya.." apakah dengan kondisiku yang sedemikian ini akan mampu berebut  pelampung atau mampu bertahan untuk saling mendorong di dalam sekoci yang  sekecil itu..? apakah kapal ini tidak lebih besar dari sekoci itu untuk  tempat berteduk dan berlindung.."? lalu sang awak kapal menjawab :" ibu,  kapal ini akan tenggelam karena sudah terlalu banyak air laut yang masuk" Kemudian si ibu menjawab :" aku sangat berbahagia untuk tetap tinggal di  kapal ini, karena sekoci dan pelampung itu tidak akan pernah sampai ke  daratan yang akan kita tuju, karena mereka tidak akan kuasa menentukan  arahnya, sementara Jikalau Tuhan mengijinkan kapal ini bertahan, maka akan  sampailah kita ke daratan tujuan kita dan aku akan bertemu dengan anakku  yang kucintai yang sedang menungguku disana". Si awak kapal bingung dan  kembali bertanya :" bagaimana sekiranya kita tidak mampu untuk meneruskan  perjalanan dan kita putar haluan untuk kembali..?" si ibu menjawab :" aku  juga akan berbahagia, karena aku akan kembali berkumpul dengan suami ku  yang sedang menunggu ku di rumah.."

Lalu si awak kapal kembali bertanya:"  Bagaimana kalau kapal ini tenggelam dan kita akan mati ditelan ombak  badai..?" si ibu kembali menjawab dengan  tenang dan senyum :" aku juga  akan tetap berbahagia, karena aku akan bertemu dengan anakku yang telah  lama pergi menghadap Sang Penciptanya". Seketika itu  sang awak kapal baru  tersadar.., ternyata ketabahan ibu ini sungguh luar biasa, lalu dengan  tangan yang lembut ia menuntun ibu tua itu untuk masuk menuju ruang awak  kapal serta berkata " Terimakasih Ibu, engkau telah memberiku pelajaran  yang sangat berharga, bahwa hidup harus dihadapi dengan ketenangan jiwa dan  terutama penyerahan diri kepada Tuhan Sang Pencipta"
........[]

Minggu, 06 Februari 2011

Selamat datang Cobaan

Masalah memang bisa menghentikan kita untuk sementara waktu. Tetapi hanya kita lah satu-satunya orang yang bisa menghentikannya secara  permanen.

Selamat datang masalah. Apakah anda takut berhadapan dengan masalah? Kebanyakan  orang tidak menyukai masalah dan melakukan apa saja untuk menghindarinya. Kalau  kita mengerti apa itu masalah, maka sebenarnya tidak perlu kita terlalu  khawatir. Justru itu menunjukkan bahwa kita memiliki tujuan, memiliki arah yang  kita inginkan

Setiap kita membuat keputusan, dan merancang apa-apa yang akan kita lakukan  untuk mencapai tujuan, maka sejak saat itu siap-siaplah untuk selalu menghadapi  masalah. Itu normal. Pekerjaan kita selanjutnya memang adalah menghadapi dan  menyelesaikan masalah. Terus saja kita berjalan. Jika tiba-tiba terjadi apa  yang tidak diinginkan, atau hasil pekerjaaan atau proyek kita ternyata jauh  berbeda dari apa yang sudah direncanakan, tentu tidak perlu kita mengeluh.  Segera saja kita kembali ke jalan yang seharusnya. Koreksi sedikit, dan kembali  melanjutkan perjalanan.

Dalam menghadapi masalah, manusia terbagi tiga. Ada sekelompok orang yang  hidupnya mengeluh saja terhadap masalah. Awalnya hanya masalah kecil, namun  karena terus dipelototin dan terus aja dibolak-balik, maka tampaklah masalah  itu jadi amat besar dan kian menakutkan.

Lalu ada sekelompok orang lagi yang ia bisa menerima masalah itu sebagai sebuah  "takdir" lalu kemudian ia fokus pada solusi. Mata dan pikirannya tidak lagi  terus melihat saja kepada masalah itu, tapi bertanya dan mencari tahu,  bagaimana cara mengatasinya. Pikirannya ia fokuskan pada penyelesaian. Dan  ajaib sekali otak manusia, biasanya dengan mudah orang ini bisa  menyelesaikannya.

Sedangkan kelompok yang ketiga adalah manusia-manusia yang tidak hanya bersabar  dan menerima masalah itu, melainkan ia tetap mensyukurinya sebagai anugerah  Allah yang ia maknai sebagai "ujian ketrampilan", ujian keimanan, ujian  kesabaran, ujian kesempurnaan perjalanan ruhaninya, ujian terhadap  kemanusiaannya. Sehingga dengan demikian, apabila ia berhasil melampauinya,  maka naik kelas lah ia, makin dekat kepada Tuhan, dan makin hebat  ketrampilannya, makin sempurna kemanusiaannya.

Mereka-mereka ini tidak melihat masalah sebagai hal yang negatif, melainkan  melihatnya sebagai jalan dan metoda meningkatkan kemampuan, pengetahuan,  keahlian dan keimanannya, sehingga naiklah derajatnya baik di mata manusia,  maupun di hadapan Tuhan Allah. Ia menganggapnya sebagai peluang meningkatkan  derajat kesempurnaannya. Alhasil, jadilah ia makin sempurna, makin hebat pula  keahliannya, dan makin tinggi pula ilmunya.

Alkisah ada 2 orang sahabat sedang berbincang-bincang.  
A: "Saya ini adalah orang yang paling disukai Allah." 
B: "Apa buktinya?"  
A: "Saya adalah orang yang tidak pernah diberi cobaan oleh Allah". 
B: "Justru engkau orang yang paling jauh dari Allah. Sebab orang yang tidak  pernah diberi cobaan, berarti Allah tidak ingin mengujinya."

Jadi gimana? Apakah anda setuju kalau kita bersikap, "welcome the problem?"

.....[]

Segelas Susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari  pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen  uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya.  Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka  pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta  segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah  lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.

Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "berapa saya  harus membayar untuk segelas besar susu ini ?"  Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita  itu menambahkan.

Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari dalam hatiku
aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis.  Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis  yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar  nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata  dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si  wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung  mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang  konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan  nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada  kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan...  Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk  mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.  Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan,  dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak  akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu  yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca  tulisan yang berbunyi..

"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, DR Howard Kelly.  Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."
......[]

Keledai Pak Tani

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya);jadi tidak berguna untuk menolong si k! eledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.  Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tan ah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengunca! ngkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !  Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur'  (kesedihan, masalah,dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur'    dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan
terus berjuang,jangan pernah menyerah ! 

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :

1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Tersenyumlah
6. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum
..............[]

Do'aku selalu terjawab

Aku minta KEKAYAAN agar aku bahagia
Namun Ia memberi KEKURANGAN agar aku bijaksana
Aku minta KUASA agar aku dipuja sesama
Namun Ia memberi KELEMAHAN agar aku bergantung padaNya

Aku minta SEGALA SESUATU agar aku MENIKMATI KEHIDUPAN
Namun Ia memberi KEHIDUPAN agar aku MENIKMATI SEGALA SESUATU

Aku minta KESEHATAN agar aku MENGERJAKAN YANG LEBIH BESAR
Namun Ia memberi ANUGRAH agar aku MENGERJAKAN YANG LEBIH BAIK

AKU TAK SELALU MEMPEROLEH APA YANG AKU MINTA
NAMUN DOAKU SELALU TERJAWAB ...[]

Kisah Kadal

Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang.

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. di  Jepang biasanya rumah memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari  kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya terjerat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran.

Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu  sejak rumah itu pertama kali dibangun 10 tahun lalu. Apa yang terjadi?  Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10  tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah  sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10  tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu! Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang  dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan  makanan di mulutnya.... Ahhhh!

Orang itu merasa terharu melihat hal tersebut. Ternyata ada seekor kadal lain  yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta... tentu cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.

Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil  itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan. Sungguh, ini tidak lain merupakan satu bagian (kecil) dari cara Allah memelihara ciptaan2-Nya. Kepada orang2 yang dikehendaki-Nya, Dia memperlihatkan keajaiban2 seperti hal diatas agar semakin yakinlah orang2 yang  beriman kepada-Nya...[]

APA YANG KITA SOMBONGKAN?


Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja, ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,

"Apa yang sedang Anda lakukan?" Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta  nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.  Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan.

Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya." Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.  Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi.

Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain. Di tingkat kedua,  sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.

Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain. Di tingkat ketiga ,  sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.  Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun  sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi  karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita. Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.

Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk  harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas. Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. 

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego.  Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka).  Inilah akar dari segala permasalahan.   Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan  menuju kesadaran sejati.

Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya,  ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.  Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana  untuk hidup di dunia.Kita lahir dengan tangan kosong,  dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.  Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego. 
 
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri. Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.  Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain.  Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam  bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik  kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
 
Be happy!

Harapan Tiga Batang Pohon

Suatu kali peristiwa ada tiga pohon di atas sebuah bukit dalam sebuah hutan. Mereka sedang berbincang-bincang tentang harapan-harapan dan mimpi-mimpi mereka.
Pohon yang pertama berkata, "Suatu hari nanti aku berharap bisa menjadi sebuah kotak tempat penyimpanan harta. Aku bisa dihiasi dengan ukiran-ukiran yg rumit dan setiap orang akan melihat kecantikanku".

Kemudian pohon yang kedua berkata, "Suatu hari nanti aku akan menjadi sebuah kapal yang besar. Aku akan membawa para raja dan ratu mengarungi lautan sampai ke ujung-ujung bumi. Setiap orang akan merasa aman dalamku karena kekuatan dari tubuhku".

Akhirnya pohon yg ketiga berkata, "Aku ingin tumbuh menjadi pohon yg tertinggi dan terkuat dihutan ini. Orang akan memandangku dari atas puncak bukit dan dapat melihat carang-carangku. Kalau orang berpikir tentang surga dan Allah betapa dekatnya jangkauanku ke sana. Aku akan menjadi pohon yg terbesar di sepanjang waktu dan orang akan mengingat aku senantiasa".

Setelah beberapa tahun berdoa mimpi mereka menjadi kenyataan, datanglah satu kelompok penebang kayu ke hutan itu.

Ketika seorg penebang kayu menghampiri pohon pertama ia berkata, "Kelihatannya pohon ini kuat sekali, aku kira ini dapat dijual kepada seorang tukang kayu", dan ia mulai menebang pohon itu. Pohon tersebut bahagia sekali karena ia tahu bahwa si tukang kayu akan menjadikannya sebuah peti penyimpan harta.

Seorg penebang kayu lainnya berkata kepada pohon yang kedua, "Kelihatannya pohon ini kuat dan aku dapat menjualnya kepada tukang pembuat kapal". Pohon tersebut bahagia karena ia tahu ia akan menjadi sebuah kapal yg besar.

Ketika seorg penebang kayu menghampiri pohon yg ketiga, pohon tersebut ketakutan karena ia tahu kalau ia sampai ditebang, maka mimpinya tidak akan menjadi kenyataan. Salah seorg penebang kayu berkata, "Aku tdk perlu sesuatu yg spesial dari pohon ini jadi aku bawa saja", dan ditebanglah pohon itu.


Ketika pohon pertama dibawa kepada tukang kayu, ia dijadikan sebuah kotak tempat makanan hewan. Ia diletakkan di sebuah kandang dan dipenuhi dengan jerami. Hal ini bukanlah seperti yang pohon tersebut doakan. Pohon kedua dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu kecil pemancing ikan. Mimpinya menjadi sebuah kapal yang besar yang dapat membawa para raja berakhir sudah. Pohon ketiga di potong-potong dalam ukuran yang besar-besar dan ditinggali begitu saja dalam kegelapan.


Tahun demi tahun berlalu dan pohon-pohon tersebut sudah lupa akan mimpi mereka. Suatu hari ada seorg pria dan wanita datang ke kandang tersebut. Si wanita melahirkan seorg bayi dan meletakkan bayi tersebut dalam kotak makanan hewan (yg dibuat dari pohon pertama) yg dipenuhi jerami. Si pria berharap mendapatkan tempat tidur untuk bayi tersebut tapi palungan itulah yg menjadi tempatnya. Pohon tersebut dapat merasakan betapa penting peristiwa tersebut dan ia telah menyimpan harta yang termulia sepanjang jaman.

Tahun-tahun berikutnya, sekelompok orang berada dalam sebuah perahu pemancing ikan dibuat dari pohon yang kedua. Salah seorang dari mereka sedang kelelahan dan akhirnya tertidur. Ketika mereka ada ditengah-tengah laut, gelombang besar melanda mereka dan pohon tersebut tidak menyangka kalau ia cukup kuat untuk menyelamatkan orang-orang yang ada dalam perahu tersebut. Orang-orang tersebut membangunkan orang yang sedang tidur itu, kemudian ia berdiri sambil berkata "Diam, tenanglah", dan gelombang tersebut berhenti. Kali ini pohon tersebut menyadari bahwa ia telah membawa raja diatas segala raja dalam perahunya.

Akhirnya ada seorang datang mendapatkan pohon yg ketiga. Pohon tersebut diseret sepanjang jalan dan banyak yg mengejek orang yang sedang memikul kayu tersebut. Ketika mereka sampai pada suatu tempat, orang tersebut dipakukan pada kayu tersebut dan diangkat tinggi sampai mati di atas sebuah puncak bukit. Ketika hari Minggu tiba, pohon tersebut menyadari bahwa ia cukup kuat untuk tegak berdiri diatas puncak dan berada sedekat mungkin dengan Allah karena Yesus telah disalibkan pada kayu pohon tersebut.


KESIMPULAN :
Ketika segala rencana tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, ingatlah selalu bahwa Allah punya rencana untuk saudara. Kalau saudara menaruh percaya padaNya, Ia akan memberi saudara karunia-karunia besar. Masing-masing pohon tersebut mendapatkan apa yang mereka ingini, cuma tidak seperti yang mereka bayangkan.

Sabtu, 05 Februari 2011

Khutbah Idul Adha


سم الله الرحمن الرحيم
SPIRITUALISME KURBAN
Prof. Drs. Ratno Lukito, MA., PhD.
(Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

اللهُ أكْبَرُ × 3
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَلَهُ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْهِ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَهُ وَنَخْشَى عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَهُ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ. أَشْهَدُ ألاَّ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مَنْ سَنَّ بِقَوْلِهِ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَلاًَ كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَيَّ مَوْضُـوعٌ»، وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ..
أما بعد، أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ،
Ma’âsyiral Muslimîn Rahimakumullâh,
Alhamdulillâhi Rabbi al-âlamîn, segala puji kita panjatkan ke hadhirat Allah Swt, Tuhan semesta alam. Kita bersyukur atas segala karunia yang telah dilimpahkan kepada kita. Dalam kondisi kehidupan sekitar kita yang sedang mengalami cobaan yang berat ini, Allah tetap memberikan hidayah kepada kita sehingga dimudahkan langkah dan hati kita untuk beristiqomah menjalankan perintah-perintah Nya dan menjauhi larangan-larangan Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada sayyid al-anbiyâ wa al-mursalîn, Rasulullah Saw, beserta keluarga, para shahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang berjuang tak kenal lelah untuk selalu menjaga keimanan dan ketakwaan dan menyebarluaskan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Allâhu Akbar, Walillâhilhamd,
Di setiap hari raya Iedul Adha, kita selalu dituntut untuk mereview kembali tentang kisah ketaatan Nabi Ibrahim as dan putranya, Nabi Ismail as, dalam mentaati perintah Allah Swt. Ketika Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk mengurbankan Ismail, tak ada sama sekali keraguan, apalagi keengganan atau penolakan. Keduanya dengan ikhlas menunaikan perintah Allah Swt, meski harus mengurbankan sesuatu yang paling dicintainya. Ibrahim rela kehilangan putranya, dan Ismail tak keberatan kehilangan nyawanya. Kedalaman makna dari peristiwa ini pun diabadikan dalam al-Quran. Allah Swt berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (TQS. al-Shaffat: 102).
Pengorbanan yang luar biasa itu pun membuahkan hasil. Tatkala ketaatan mereka telah terbukti, perintah penyembelihan itu pun dibatalkan. Sebagai gantinya, Allah Swt menebusnya dengan sembelihan hewan. Karena mereka telah lulus dari ujian yang nyata beratnya (al-balâ’ al-mubîn), mereka pun mendapatkan balasan yang besar. Allah Swt berfirman:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ، وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ، قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ، إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (TQS. Shaffat: 103-107).

Allâhu Akbar, Walillâhilhamd
Ma’âsyira al-Muslimîn Rahimakumullâh,
Banyak hal bisa kita petik sebagai hikmah dari risalah kurban Ibrahim ini. Satu hal yang terpenting adalah adanya komitmen yang kuat untuk taat kepada Allah, dalam keadaan apapun. Ketaatan Ibrahim mengikuti perintah Allah untuk mengurbankan Ismail adalah bukti kuat bahwa Ibrahim mempunyai komitmen yang sangat besar untuk tunduk kepada perintah Allah. Sebagaimana ayat Qur’an di atas tadi menunjukkan.
Kisah ketundukan, pengorbanan, dan keberhasilan Ibrahim as dan Ismail as tersebut seharusnya menjadi teladan bagi kita. Sebagaimana Nabi Ibrahim, kita pun menerima berbagai kewajiban yang harus dikerjakan. Bagi kita, kewajiban itu juga al-balâ’ al-mubîn. Setiap orang yang bersedia tunduk dan patuh menjalankan kewajiban itu, maka mereka adalah orang-orang yang selamat dan sukses. Sebaliknya yang membangkang, maka merekalah orang-orang yang gagal dan celaka.
Hadirin sekalian, sudah sepantasnyalah kita sekarang bertanya dalam diri kita masing-masing, apakah manfaatnya semua aktifitas keagamaan kita dalam kehidupan keseharian ini. Adakah kegiatan ibadah kurban kita memberikan makna dalam kehidupan kita di dunia ini? Pertanyaan ini sejatinya sederhana namun tidaklah semudah kita membalikkan tangan dalam menjawabnya. Banyak diantara kita yang ragu saat ini apa sesungguhnya makna keberagamaan kita dalam kehidupan kekinian yang semakin materialistik ini. Banyak dari kita yang ragu karena kenyataan paradoks dan ketidaksesuaian antara nilai-nilai idealitas yang dibawa oleh ajaran agama dengan realitas kehidupan yang menerjang seluruh sendi tubuh kita masing-masing. Banyak orang yang apatis, dan menganggap bahwa tiadalah arti agama itu kecuali hanya gincu yang mematikan selera kehidupan, yang hanya memberikan keindahan fatamorgana saja. Namun sebaliknya, ada juga orang yang memperlakukan agama itu secara berlebih-lebihan, menolak dunia, asketis dan menganggap hina lantaran menikmati seteguk air kenikmatan duniawi.
Sejatinya, tiadalah dapat dipisahkan antara dunia dan akherat dalam konsep Islam. Islam justru memeritahkan agar kita mencari kehidupan dunia untuk jalan memperbaiki kehidupan kita setelah mati nanti. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu...” (TQS. Al-Qashash: 77).
Karena itu, dalam Islam tidak dikenal ungkapan: “Give to God what belongs to God, and give to king what belongs to the king.” Islam mengajarkan pemahaman yang komprehensif bahwa urusan dunia adalah urusan agama juga karena memang agama diciptakan sebagai alat untuk menapaki kehidupan manusia di dua dunia (sekarang dan nanti) yang memang tidak terpisah. Namun sayangnya, apa yang dikenal dengan “ketidakterpisahan antara agama dan negara” (sebagai wujud dari kesatuan dunia kini dan nanti) dalam konsep Islam, dalam prakteknya sering menimbulkan problematika karena acapkali menjadi media pertentangan antara Islamisme dan sekulerisme. Resolusi antara dua kubu ini selalu saja sulit dilakukan karena pemahaman yang diametral dalam basis filosofisnya masing-masing. Namun, apa benar bahwa kedua kubu tidak bisa sama sekali direkonsiliasikan?
Hadirin yang berbahagia, pengalaman negara-negara Barat membuktikan bahwa baik kelompok yang ingin secara ekstrem memisahkan antara agama dan negara (clear separation between state and religion), seperti Amerika Serikat, maupun yang tidak begitu jelas pemisahannya (blurred separation) seperti beberapa negara Eropa, sejatinya tidak bisa memisahkan secara rigid antara dua entitas tersebut. Pada kenyataannya, memang demikian, tidaklah bisa dipisahkan antara agama dan non-agama, sebagaimana tidak bisa terpisahkannya secara esensial antara kehidupan kini dan kehidupan nanti. Namun demikian, yang selalu mengundang masalah adalah seringnya isu ini didekati dengan menggunakan pendekatan perebutan kekuasaan (power taking) ketimbang dialog substantif. Berbagai usaha pendekatan antara dua entitas karenanya selalu saja gagal dilakukan. 

Allâhu Akbar, Walillâhilhamd
Ibadah kurban, sejatinya merupakan salah satu esensi dari ajaran agama. Pesan utama dari ajaran ini adalah: Pertama, bahwa tidaklah bisa dipisahkan antara dimensi duniawi dengan dimensi ukhrowi. Ketaatan Ibrahim kepada Allah dapat dipenuhi dengan kesediaan dia menyembelih hewan kurban untuk kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kesalehan individual dengan demikian harus dilengkapi dengan kesalehan sosial, bahkan yang pertama tidak mungkin terwujud tanpa yang kedua. Kedua, sarana penyembelihan hewan untuk dikorbankan itu sesungguhnya hanya sekedar media pembuktian ketaatan seseorang kepada Allah. Dengan kata lain, yang menjadi esensi dari isi ajaran kurban itu bukan pada aspek fisik penyembelihan kurbannya tetapi pada kesiapan seseorang untuk mengorbankan nafsu-nafsunya demi penghambaan dirinya kepada Allah. Hewan yang dikurbankan hanyalah simbol dari ketaatan kita pada Sang Khaliq.
Dua aspek itulah yang menjadikan ibadah kurban itu bermakna. Dan inilah yang menjadi esensi dari makna spiritualisme dalam berkurban. Dari perspektif ini kita dapat memahami bahwa ajaran kurban adalah bukti ketidakputusan antara aspek vertikal dengan yang horizontal, dan itu hanya bisa dicapai jika kurban itu tidak dilepaskan dari makna simboliknya sebagai wujud kesiapan kita untuk menghambakan diri kita secara total kepada Allah. Kurban dalam artinya yang esensialis inilah maka kita dapat menarik nyawanya kemanapun untuk menjadi elan vita dari semua aspek kehidupan kita di dunia ini.
Hal itu bisa dicapai jika kita mampu beragama secara esensialis spiritual. Pemahaman beragama secara spiritualis inilah tampaknya yang semakin kering dalam kehidupan kita kekinian. Manusia modern yang dalam konfigurasinya lebih mementingkan hal-hal fisikiah biasanya mengalami kesulitan untuk melihat berbagai hikmah di balik yang kasat mata tadi. Kecenderungan beragama yang demikian ini tentu akan berakibat pada kekeringan dan kedangkalan hidup. Ketika semuanya dinilai secara fisikiah, maka tak akan tersisa dari padanya kecuali apa yang bisa dilihat oleh indra penglihatan kita, sementara mata hati akan semakin mengkerut dan tumpul karena tidak terlatih untuk merasakan hal-hal yang dibalik itu.
Dan disini pulalah letak ketumpulan manusia modern memahami kesalingikatan agama dan negara. Disamping karena agama selama ini jarang sekali dipahami dalam dimensinya sebagai sumber spiritual, perbincangan mengenai hubungan antara dua entitas tersebut selalu saja terperangkap dalam kubangan perebutan kekuasaan. Agama selalu saja dilihat dalam perspektif ancaman terhadap entitas negara karena agama dilihat semata dalam dimensi institusionalnya yang hadir menyaingi institusi negara. Hubungan antara keduanya pun sebentuk dengan hubungan antara dua kekuatan, dan karenanya kemenangan satu pihak tidak lain adalah kekalahan pihak lain (zero sum relation). Akibat lanjutannya, spiritualisme agama, yang semestinya menjadi sandaran utama, hilang tak berbekas. Pendekatan terhadap agama dalam perspektif ini tentu sangatlah dangkal dan kering, dan selalu saja justru menimbulkan efek negatif terhadap agama itu sendiri. 
Marilah kita berdayakan kembali peran agama sebagai sumber spiritual dalam kehidupan kita. Karena hanya dengan perspektif seperti inilah, ajaran-ajaran agama itu bisa kita berdayakan. Dalam suasana bangsa yang sedang berduka seperti saat ini, tidak ada jalan terbaik bagi kita umat Islam kecuali untuk selalu mendekatkan aspek kehidupan duniawi kita dengan kehidupan ukhrowi nanti, dengan semakin kita tingkatkan kehidupan spiritual kita sebagai bekal menapaki kehidupan di dunia ini. Selanjutnya, marilah kita tundukkan kepala kita dengan segala kerendahan hati, sambil menengadahkan tangan kita, untuk memanjatkan doa ke hadirat Allah Swt, Dzat Yang Mahakuasa, dan Mahaperkasa.
اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ