Jama'ah Virtual Masjid Sunan Kalijaga

Minggu, 06 Februari 2011

Selamat datang Cobaan

Masalah memang bisa menghentikan kita untuk sementara waktu. Tetapi hanya kita lah satu-satunya orang yang bisa menghentikannya secara  permanen.

Selamat datang masalah. Apakah anda takut berhadapan dengan masalah? Kebanyakan  orang tidak menyukai masalah dan melakukan apa saja untuk menghindarinya. Kalau  kita mengerti apa itu masalah, maka sebenarnya tidak perlu kita terlalu  khawatir. Justru itu menunjukkan bahwa kita memiliki tujuan, memiliki arah yang  kita inginkan

Setiap kita membuat keputusan, dan merancang apa-apa yang akan kita lakukan  untuk mencapai tujuan, maka sejak saat itu siap-siaplah untuk selalu menghadapi  masalah. Itu normal. Pekerjaan kita selanjutnya memang adalah menghadapi dan  menyelesaikan masalah. Terus saja kita berjalan. Jika tiba-tiba terjadi apa  yang tidak diinginkan, atau hasil pekerjaaan atau proyek kita ternyata jauh  berbeda dari apa yang sudah direncanakan, tentu tidak perlu kita mengeluh.  Segera saja kita kembali ke jalan yang seharusnya. Koreksi sedikit, dan kembali  melanjutkan perjalanan.

Dalam menghadapi masalah, manusia terbagi tiga. Ada sekelompok orang yang  hidupnya mengeluh saja terhadap masalah. Awalnya hanya masalah kecil, namun  karena terus dipelototin dan terus aja dibolak-balik, maka tampaklah masalah  itu jadi amat besar dan kian menakutkan.

Lalu ada sekelompok orang lagi yang ia bisa menerima masalah itu sebagai sebuah  "takdir" lalu kemudian ia fokus pada solusi. Mata dan pikirannya tidak lagi  terus melihat saja kepada masalah itu, tapi bertanya dan mencari tahu,  bagaimana cara mengatasinya. Pikirannya ia fokuskan pada penyelesaian. Dan  ajaib sekali otak manusia, biasanya dengan mudah orang ini bisa  menyelesaikannya.

Sedangkan kelompok yang ketiga adalah manusia-manusia yang tidak hanya bersabar  dan menerima masalah itu, melainkan ia tetap mensyukurinya sebagai anugerah  Allah yang ia maknai sebagai "ujian ketrampilan", ujian keimanan, ujian  kesabaran, ujian kesempurnaan perjalanan ruhaninya, ujian terhadap  kemanusiaannya. Sehingga dengan demikian, apabila ia berhasil melampauinya,  maka naik kelas lah ia, makin dekat kepada Tuhan, dan makin hebat  ketrampilannya, makin sempurna kemanusiaannya.

Mereka-mereka ini tidak melihat masalah sebagai hal yang negatif, melainkan  melihatnya sebagai jalan dan metoda meningkatkan kemampuan, pengetahuan,  keahlian dan keimanannya, sehingga naiklah derajatnya baik di mata manusia,  maupun di hadapan Tuhan Allah. Ia menganggapnya sebagai peluang meningkatkan  derajat kesempurnaannya. Alhasil, jadilah ia makin sempurna, makin hebat pula  keahliannya, dan makin tinggi pula ilmunya.

Alkisah ada 2 orang sahabat sedang berbincang-bincang.  
A: "Saya ini adalah orang yang paling disukai Allah." 
B: "Apa buktinya?"  
A: "Saya adalah orang yang tidak pernah diberi cobaan oleh Allah". 
B: "Justru engkau orang yang paling jauh dari Allah. Sebab orang yang tidak  pernah diberi cobaan, berarti Allah tidak ingin mengujinya."

Jadi gimana? Apakah anda setuju kalau kita bersikap, "welcome the problem?"

.....[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar